Comfort 🌸 | Sustainable 🌏 | Healthy ✅ | We Ship Worldwide 💜
Ayu's Journey: Hymen Imperforata dan alternatif produk menstruasi

Ayu's Journey: Hymen Imperforata dan alternatif produk menstruasi

Hi, namaku, Ayu. Sembilan tahun lalu, tepatnya 2013, aku didiagnosa mengidap kondisi langka bawaan lahir yang disebut Hymen Imperforata. Hymen Imperforata hanya terjadi pada 1 dari 1.000 kelahiran bayi dengan organ seks vagina, dan umumnya baru bisa diketahui saat memasuki usia pubertas, persis seperti yang aku alami dulu. Kondisi ini membuatku terlahir tanpa lubang vagina, yang punya fungsi krusial untuk keluarnya darah menstruasi plus lendir serviks, jalan masuk sperma, aktivitas penetrasi, dan proses persalinan. Di tahun yang sama, saat usiaku 15 tahun, aku menjalani operasi insisi hymen, yakni pembuatan lubang pada selaput dara—yang kupikir menjadi operasi pertama dan terakhir dari kondisi vaginaku. 

Memiliki kondisi vagina langka saat usiaku masih belia, di tengah gempuran konstruksi yang me-tabu-kan edukasi seks serta keperawanan  yang jadi takaran kehormatan, membuatku kesulitan menerima kondisi tubuh sendiri. Selama hampir setahun aku melewati banyak proses pengobatan tradisional menyakitkan, sebelum akhirnya Ibu membawaku ke rumah sakit dan mendapatkan diagnosis langka itu. Namun sayangnya, operasi insisi hymen yang aku jalani di tahun 2013, tak lantas membuat kebingunganku soal vagina usai.

Aku tak banyak diberitahu oleh tenaga kesehatan soal apa yang harus aku lakukan dengan vaginaku pascaoperasi sembilan tahun lalu itu. Jangankan edukasi seks, atau nasib aktivitas seksualku ke depan, cara merawat vaginaku pascaoperasi saja tidak sampai pada telinga-ku. Satu-satunya yang aku tahu hanyalah vaginaku sudah bisa menstruasi, dan pembalut sebagai wadah tampungnya. Jadi kupikir, keberlanjutan vaginaku yang sensitif, pola keputihan dan menstruasi yang berbeda adalah hal wajar, tapi nyatanya tidak. 

Sembilan tahun aku selalu struggling dengan yang namanya menstruasi, termasuk urusan pembalut. Aku nyaris kesulitan menemukan pembalut yang cocok, sedangkan tampon dan menstrual cup tidak bisa masuk sempurna di lubang vaginaku.

Saat ini usiaku 24 dan satu bulan lalu, aku mengalami efek samping operasi insisi hymen sembilan tahun silam—yang ternyata belum tuntas dan kurang sesuai prosedur. Efek samping ini membuat vaginaku jadi berkali lipat sensitifnya, dan pembalut sekali pakai yang biasa aku gunakan malah ikutan sulit diterima vaginaku. Lagi-lagi, aku kembali kebingungan, tapi aku tahu aku harus segera cari alternatif pembalut lainnya. 

Meski harus menunggu bertahun-tahun untuk bisa optimis gonta-ganti pembalut lagi, akhirnya saat menstruasi bulan kemarin, aku memberanikan diri untuk mencoba pembalut kain cuci ulang dari Perfect Fit dan ternyata vaginaku menyambutnya amat baik! Aku pakai selama lima jam untuk aktivitas di luar dan sangat nyaman, bahkan aku tidak mengalami gatal sama sekali seperti biasanya saat pakai pembalut sekali pakai. Campur aduk sekali rasanya saat tahu vaginaku turut senang. Rasanya seperti habis menemukan satu potongan puzzle yang selama bertahun-tahun aku cari. Menenangkan dan menyenangkan!

18 Maret, tepat Sabtu kemarin, aku menjalani operasi kedua sekaligus perbaikan dari kondisi vaginaku sembilan tahun lalu. Saat ini aku masih masa pemulihan dan menjauhkan vagina ku dari bahan kimia berbahaya menjadi salah satu paling penting untuk kondisiku saat ini. Aku diminta dokter untuk lebih berhati-hati dalam memilih bahan pembalut maupun celana dalam, baik di masa pemulihan maupun seterusnya. Dan pembalut kain dari Perfect Fit menjadi kawan baru yang aku pilih untuk temani perjalanan unik kebutuhan vaginaku hari ini dan ke depan. Terima kasih Perfect Fit, kamu membuatku merasa lengkap dan dicintai.

Terakhir, aku tidak tahu ada berapa banyak Ayu lain di luar sana tapi kalau kamu membaca ini; aku bersamamu dan segala rupa ketakutan hingga kebingungan yang memenuhi rongga kepalamu sampai hari ini, adalah valid dan sah. Kamu berhak atas akses kesehatan seksual dan reproduksi aman tanpa stigma. Kamu tidak sendirian.

 

Peluk hangat dan penuh cinta,

Ayu.

3 comments

  • Hai kak ayu.. trimakasih cerita pengalamannya.. saya mempunyai anak perempuan umurnya baru 2 th dan ternyata anak saya mengalami hal yg sama sprti kak ayu.. dan rencana akan konsul dg dokter..

    Sintiaayu on

  • Terima kasih postingannya ..saya membacanya sambil nangis karena ternyata anak saya mengalami hal yg sama..saya bingung ..gak tega lihat anak saya mendapat penyakit seperti ini … Mohon pengalamannya bisa di share ke saya .. kontak saya 081214468535

    Luvita on

  • big hug, ayu ✨

    Rizky Kamil on

Leave a comment

Please note, comments must be approved before they are published