Comfort 🌸 | Sustainable 🌏 | Healthy ✅ | We Ship Worldwide 💜
Bagaimana Cara Mendukung Remaja Perempuan Menghadapi Menarche?

Bagaimana Cara Mendukung Remaja Perempuan Menghadapi Menarche?

By Angelica Raras Anindiati Ningtyas

Menjadi pendamping yang bijak saat seorang remaja perempuan menghadapi menarche adalah tanggung jawab besar. Menarche, atau menstruasi pertama, adalah momen penting yang bisa menjadi pengalaman yang membingungkan, bahkan menakutkan bagi remaja. Cara kita mendampingi remaja perempuan saat menarche  akan mempengaruhi bagaimana mereka memandang dan menghadapi menstruasi di masa depan. Dalam artikel ini, Perfect Fit ingin membahas:

  • apa itu Menarche, 
  • bagaimana dalam perspektif budaya, 
  • cara mendampingi remaja perempuan, dan 
  • bagaimana memilih produk  menstruasi yang aman. 

Memahami Menarche dan Perubahan yang Terjadi

Menstruasi pertama ini biasanya terjadi antara usia 10 - 15 tahun, meski bisa juga lebih awal atau lebih lambat dan diiringi dengan perubahan fisik dan emosional. Remaja akan mulai melihat perubahan fisik seperti payudara, rambut kemaluan dan ketiak yang mulai tumbuh, munculnya jerawat, serta perubahan emosional seperti suasana hati yang naik turun.

Sebagai orang dewasa, baiknya kita tidak menganggap remeh atau "berlebihan" jika mereka merasa cemas atau tidak nyaman dengan perubahan yang terjadi. Tugas kita adalah memberikan pemahaman yang tepat dan menjadi sumber dukungan emosional yang mereka butuhkan.

Melihat Menarche dari Perspektif Budaya

Indonesia

Di Indonesia sendiri, misalnya di Bali, ada tradisi yang bernama Metatah. Tradisi Metatah adalah upacara potong gigi yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali. 

Sumber: ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Upacara ini juga dikenal dengan nama Mepandes atau Mesagih. Kata "Metatah" sendiri berasal dari bahasa Bali, di mana "tatah" berarti "pahat." Waktu yang dianjurkan untuk melakukan upacara ini adalah antara usia 6-18 tahun adalah waktu yang paling tepat bagi perempuan adalah setelah menstruasi pertama. Namun, beberapa orang Bali sekarang melaksanakan ritual tersebut di usia yang lebih tua, selama mereka belum menikah. Upacara ini bertujuan untuk menyucikan diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa serta leluhur. Masyarakat Bali percaya ada enam sifat buruk dalam diri manusia: kama (hawa nafsu), loba (tamak), mada (kemabukan), moha (kebingungan), krodha (kemarahan), dan matsarya (iri hati).

Di Manado, terutama di daerah Bolaang Mongondow, ada upacara adat untuk merayakan seorang anak perempuan yang memasuki masa pubertas, ditandai dengan menstruasi pertama. Biasanya disebut Monondeaga. Upacara ini merupakan bentuk syukur dan pengumuman bahwa anak perempuan tersebut telah dewasa. Dalam upacara, daun telinga ditindik dan dipasangi anting sebagai tanda kecantikan, serta gigi diratakan untuk melambangkan kedewasaan.

Di Suku Nuaulu, Pulau Seram, Maluku Tengah, menstruasi pertama dan kehamilan adalah urusan penting bagi seluruh warga kampung dan kepala adat. Bagi mereka, menstruasi dianggap sebagai simbol ketidaksucian dan gangguan roh jahat, sehingga perlu diasingkan. Ritual ini disebut Pinamou di mana perempuan yang sedang menstruasi harus tinggal di rumah khusus bernama Posuno sampai menstruasinya selesai sebagai bentuk penyucian diri.

Posuno. Sumber: Hops.Id

India

Di India ada perayaan yang melibatkan keluarga besar untuk menandai momen penting ini. Diungkap oleh Times of India, perayaan tersebut bernama Festival Raja, yang juga dikenal sebagai Raja Parba atau Mithuna Sankranti, dirayakan di Odisha, India.

Rangkaian perayaannya terjadi selama 3 hari, dan biasanya perempuan beristirahat dari pekerjaan sehari-hari, mengenakan pakaian baru, perhiasan tradisional, dan mengoleskan Alta (pewarna merah natural) di kaki mereka, yang dianggap sebagai simbol hubungan mereka dengan Bumi.

Sumber: Saroj Bal

Nepal

Seperti yang terjadi di Pulau Seram, di Suku Nuaulu, menarche bisa menjadi topik yang lebih tabu atau bahkan dianggap memalukan. Di beberapa pedesaan terpencil Nepal, ada tradisi yang bernama Chhaupadi, dimana perempuan yang menstruasi harus diasingkan karena dianggap sedang tidak di masa murni atau membawa sial. Dijelaskan dalam STAT, perempuan yang sedang menstruasi harus tinggal di luar rumah, di kandang sapi atau gubuk darurat, tanpa mempedulikan cuaca di luar. Tradisi Chaupadi sudah dilarang keras oleh Pemerintah Nepal, karena banyak perempuan yang menjadi korban hingga meninggal. Hal ini karena mereka tak kuat menahan cuaca musim dingin dalam biliknya ataupun digigit binatang liar seperti ular.

Sumber: IDN Times

Oleh karena itu, hal paling penting yang bisa kita lakukan sebagai orang dewasa di masa modern ini adalah memastikan bahwa mereka tidak merasa malu atau takut untuk berbicara tentang menstruasi. Mulai dari buka ruang diskusi yang nyaman untuk berbagi perasaan tanpa merasa dihakimi. 

 

Cara Mendampingi Remaja Perempuan Menghadapi Menarche

  1. Edukasi yang tepat: Berikan informasi sederhana dan jelas tentang menstruasi menggunakan buku atau video edukatif.

  2. Berikan dukungan emosional: Pastikan mereka tahu bahwa perasaan-perasaan ini normal dan bahwa mereka tidak sendirian. Dengarkan tanpa menghakimi dan berikan dukungan yang tulus. 

  3. Kenalkan Produk Menstruasi yang Aman: Bantu mereka memilih dan menggunakan produk menstruasi yang aman, nyaman, dan bebas bahan kimia berbahaya.

  4. Hindari Tabu: Jangan biarkan menstruasi menjadi topik yang tabu atau memalukan. Jika kita menunjukkan bahwa menstruasi adalah hal yang wajar dan sehat, mereka juga akan melihatnya dengan cara yang sama.

 

Mengenal dan Memilih Produk Menstruasi yang Aman

Sebagai orang dewasa pendamping remaja perempuan, pastikan kita mengetahui lebih dulu mana produk-produk yang mengandung bahan kimia berbahaya, dan mana produk pilihan yang lebih aman. Kebanyakan produk menstruasi dipasaran mengandung lapisan gel yang tidak ramah tubuh dan lingkungan serta 90% terbuat dari plastik sekali pakai yang tidak dapat terurai. Ini juga bisa menjadi pelajaran bagi remaja tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan merawat lingkungan.

Beberapa tipe produk dibawah ini adalah opsi produk menstruasi yang ramah tubuh (bebas bahan kimia) dan ramah lingkungan:

  1. Pembalut Kain: Pembalut kain bisa menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan dan bebas dari bahan kimia berbahaya. Pastikan dicuci dengan benar agar tetap higienis.

  2. Celana Dalam Menstruasi: Celana menstruasi adalah inovasi terbaru yang dirancang untuk menyerap darah menstruasi tanpa perlu tambahan pembalut. Ini adalah pilihan praktis dan nyaman, terutama bagi remaja perempuan yang aktif dan ingin tetap bebas bergerak.

  3. Pembalut Bambu Organik: Jika lebih nyaman dengan pembalut sekali pakai, pilihlah yang terbuat dari bambu organik. Pembalut bambu Perfect Fit  bebas dari pewangi, pemutih, phthalates, dan bahan kimia lainnya yang dapat menyebabkan iritasi.

  4. Menstrual Cup (cawan menstruasi): Menstrual cup merupakan produk menstruasi berbentuk cawan yang terbuat dari silikon. Cara kerja produk ini sedikit berbeda dengan ketiga produk diatas karena menstrual cup harus dimasukkan kedalam vagina untuk menampung cairan menstruasi. Saat ini, sudah ada beberapa menstrual cup yang didesain sesuai ukuran untuk remaja perempuan.

 

Kesimpulan

Menarche adalah langkah awal dalam perjalanan panjang seorang perempuan. Sebagai orang dewasa yang mendampingi, penting untuk membentuk perspektif mereka dalam memandang menstruasi. Dengan memberikan edukasi yang benar, dukungan emosional, dan pilihan produk menstruasi yang aman, kita bisa membantu mereka menjalani fase ini dengan lebih percaya diri. Mari kita jadikan menstruasi sebagai bagian alami dari kehidupan yang layak dibicarakan dan dipahami.

0 comments

Leave a comment

Please note, comments must be approved before they are published