Comfort 🌸 | Sustainable 🌏 | Healthy ✅ | We Ship Worldwide 💜
Perempuan, Stigma, dan Ketakutan Seputar Bau Vagina

Perempuan, Stigma, dan Ketakutan Seputar Bau Vagina

By Angelica Raras Anindiati Ningtyas

Pernahkah kamu merasa malu atau cemas saat mendapati bau vagina yang berbeda dari biasanya? Hal ini sering kali membuat kita kurang percaya diri, bahkan ragu untuk membicarakan kesehatan vagina dengan orang lain, termasuk dokter. Stigma sosial, seperti anggapan tentang vagina yang berbau bawang atau ikan asin, serta kurangnya edukasi, menjadi penyebab utama masalah ini. Namun, dengan pengetahuan yang tepat, kita bisa mengatasi ketakutan ini. Dalam artikel ini, Perfect Fit akan membahas:

  • Stigma dan topik yang tabu seputar vagina
  • Alasan mengapa vagina bisa berbau
  • Penyebab bau tidak sedap pada vagina
  • Cara membersihkan dan merawat vagina

Stigma dan topik yang tabu seputar vagina

Kita sering kali terpengaruh oleh tuntutan masyarakat dan iklan yang mengajarkan bahwa vagina harus selalu ‘bersih’ dan ‘wangi’. Padahal nyatanya vagina yang normal secara alami memiliki bau yang bisa berubah-ubah. Ketidaktahuan ini membuat banyak dari kita merasa malu dan takut jika mengalami perubahan bau pada vagina. 

"Banyak perempuan yang malu untuk mencari bantuan medis ketika mereka mengalami perubahan bau vagina yang mungkin menandakan masalah kesehatan seperti infeksi bakteri dan/atau jamur."

Ketakutan akan stigma ini bisa berdampak negatif untuk kesehatan kita. Banyak perempuan yang malu untuk mencari bantuan medis ketika mereka mengalami perubahan bau vagina yang mungkin menandakan masalah kesehatan seperti infeksi bakteri dan/atau jamur. Stigma ini juga bisa mendorong perempuan untuk mencoba 'solusi cepat' seperti douching atau menggunakan produk pewangi yang tidak aman yang justru membahayakan kesehatan vagina.

Kata "douching/douche" berasal dari bahasa Perancis yang berarti "mencuci" atau "merendam." Ini adalah metode untuk membersihkan vagina, biasanya dengan campuran air dan cuka. Metode ini cukup populer sehingga banyak produk pewangi vagina yang dijual di apotek dan swalayan. Produk ini biasanya dikemas dalam botol dan mengandung antiseptik serta pewangi yang dicampur dengan air. Namun, dikutip dari WebMD, sebaiknya hindari melakukan douche ya karena dapat mengubah keseimbangan flora vagina (bakteri baik yang hidup di dalam vagina) dan tingkat keasaman alami pada vagina yang sehat. 

Mengapa vagina bisa berbau?

Bau vagina bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kebersihan pribadi, jenis makanan yang kita konsumsi, hingga perubahan hormon. Misalnya, setelah berolahraga, kamu mungkin akan merasa baunya sedikit lebih tajam — dan itu normal. Namun, ada juga faktor lain yang bisa membuat bau vagina berbeda, seperti saat menstruasi, saat setelah berhubungan seks, ketika terjadi infeksi, atau kondisi medis tertentu.

Saat menstruasi, vagina bisa berbau seperti logam atau tembaga karena darah menstruasi mengandung zat besi. Selain itu, fluktuasi hormon selama kehamilan juga dapat mempengaruhi tingkat pH vagina, yang menyebabkan munculnya bau baru.

Setelah berolahraga, vagina bisa berbau karena kelenjar keringat di sekitar selangkangan. Demikian pula, bau vagina juga bisa berubah sebagai respons terhadap aktivitas seksual, karena pH air mani berbeda dengan pH vagina.


Lalu, apa penyebab vagina berbau tidak sedap? Bau bawang? Bau ikan asin? 

Koresponden Flo Health, yaitu Dr. White mengatakan bahwa meskipun bau tidak sedap mengindikasikan suatu masalah, biasanya hal ini dapat diobati, dan hal ini sangat umum terjadi. Tidak ada alasan untuk merasa malu atau malu. 

Berikut adalah penyebab paling umum yang biasa terjadi: 

  1. Vaginosis Bakterialis (Bacterial Vaginosis) 
    Terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri dalam vagina, yang bisa dipicu oleh penggunaan produk pewangi, termasuk ketika menggunakan pembalut yang mengandung pewangi. Berhubungan seks tanpa kondom juga dapat meningkatkan risiko terkena BV. Menurut Cleveland Clinic, gejala BV meliputi cairan vagina berwarna putih kekuningan atau abu-abu yang berbau amis. BV dapat diobati dengan mudah menggunakan antibiotik yang diresepkan oleh petugas kesehatan.

  2. Infeksi Menular Seksual (IMS)
    Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri, seperti klamidia dan gonore, dapat menyebabkan bau yang tidak sedap. Gejalanya meliputi cairan abnormal dari vagina dan nyeri saat buang air kecil. Selain itu, diungkap oleh Health, IMS lain yang dapat menyebabkan bau amis atau tidak sedap adalah trikomoniasis, yang disebabkan oleh parasit. Gejalanya termasuk rasa gatal atau rasa terbakar pada vagina dan tidak nyaman saat buang air kecil. 

  3. Infeksi Jamur
    Infeksi jamur, atau yang juga dikenal sebagai kandidiasis vagina, adalah kondisi umum yang lebih mungkin terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, menderita diabetes, baru saja mengkonsumsi antibiotik, dan menggunakan kontrasepsi hormonal. Gejala umum infeksi jamur adalah rasa gatal dan iritasi di sekitar area vagina dan/atau cairan kental yang mirip seperti keju cottage. 

Cara Membersihkan dan Merawat Vagina

Vagina memiliki kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri, jadi kita tidak perlu melakukan banyak hal untuk menjaga keseimbangannya. Faktanya, penggunaan pewangi atau sabun yang berlebihan justru bisa berdampak negatif. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:

  1. Gunakan sabun secukupnya dan air bersih untuk membersihkan bagian vulva (bagian luar vagina) ketika mandi, namun sabun tersebut tidak perlu masuk hingga bagian dalam vagina, ya!
  2. Hindari douching sebisa mungkin. 
  3. Gunakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun. Katun bersifat breathable dan lembut, sehingga tidak akan menyebabkan gesekan atau iritasi pada kulit di sekitar vulva.
  4. Ganti pakaian olahraga yang berkeringat sesegera mungkin.
  5. Gunakan produk menstruasi organik dan minim bahan kimia (pewangi, klorin, phthalates), serta ganti produk setiap empat jam untuk menghindari penumpukan bakteri.
  6. Setelah buang air, selalu lap dari depan ke belakang.

Kesimpulan: Mengatasi Ketakutan dengan Edukasi dan Mencari Dukungan

Langkah pertama untuk mengatasi stigma adalah mengedukasi diri sendiri. Semakin kita memahami tubuh kita sendiri, semakin percaya diri kita dalam merawatnya. Mulailah dengan mengenali apa yang normal bagi tubuhmu. Jika ada perubahan, jangan ragu untuk mencari informasi dari sumber terpercaya atau berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Selain itu, aktiflah mencari pengetahuan lebih dalam tentang kesehatan reproduksi melalui komunitas yang fokus pada kesehatan perempuan seperti Perfect Fit. Berbagi pengalaman dengan perempuan lain yang mungkin menghadapi hal serupa bisa sangat membantu. Terakhir, jaga kesehatan vaginamu dengan memilih produk baik ya seperti produk-produk menstruasi dari Perfect Fit.

0 comments

Leave a comment

Please note, comments must be approved before they are published