Panduan Dasar Tentang Hak Atas Tubuh atau Integritas Tubuh Sendiri
“The right to autonomy over our bodies means that we must have the power and agency to make choices without fear of violence or having someone else decide for us,” UNFPA Executive Director Natalia Kanem
Hak atas tubuh atau integritas tubuh adalah hak asasi manusia yang penting. Hak ini mencakup kebebasan individu untuk membuat keputusan sendiri terkait kesehatan, identitas, dan kehidupan seksual mereka tanpa takut akan paksaan, kriminalisasi, atau diskriminasi dari orang lain atau suatu kelompok.
Bagaimana Contoh Sederhana Pelanggaran Hak Atas Tubuh dalam Kehidupan Sehari-hari?
- Mengalami body shaming atau bullying berdasarkan penampilan fisik, seperti warna kulit, bentuk tubuh, atau gaya rambut.
- Dipaksa memakai pakaian tertentu oleh orang lain seperti orang tua, guru, teman atau pasangan, meskipun tidak nyaman atau bertentangan dengan selera pribadi.
- Dibatasi akses terhadap obat-obatan atau perawatan kesehatan yang dibutuhkan karena alasan gender, orientasi seksual, atau identitas gender.
- Menjadi korban cyberbullying atau pelecehan online yang terkait dengan tubuh atau aktivitas seksual.
- Mengalami pelecehan seksual atau pemerkosaan, termasuk dalam pernikahan atau hubungan intim.
- Mengalami pelecehan atau diskriminasi di tempat kerja atau di ruang publik karena identitas gender atau ekspresi gendernya sendiri.
Dan masih banyak lagi.
"Penting untuk diingat bahwa pelanggaran hak atas tubuh tidak selalu terlihat jelas."
Situasi dan Contoh Pelanggaran Hak Atas Tubuh Sendiri di Indonesia
Di Indonesia, pengetahuan mengenai hak atas tubuh sangat penting karena banyak kasus yang menunjukkan bahwa hak-hak ini sering kali dilanggar. Beberapa contohnya adalah:
Pernikahan Anak
Indonesia memiliki angka pernikahan dini yang cukup tinggi. Meskipun pada bulan Mei lalu Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menunjukkan bahwa angka perkawinan anak semakin menurun, dari 8,06 persen di tahun 2022 menjadi 6,92 persen pada tahun 2023, upaya menghapus perkawinan anak harus terus dilakukan. Pernikahan anak atau pernikahan dini seringkali terjadi karena kurangnya pemahaman tentang hak atas tubuhnya sendiri dan tekanan sosial ekonomi. Dampaknya pun sangat besar, mulai dari anak putus sekolah, kekerasan dalam rumah tangga, potensi anak yang dilahirkan akan stunting, hingga kemiskinan.
Kekerasan Berbasis Gender
Kasus kekerasan berbasis gender (KBG) masih sering terjadi di Indonesia. Selain perempuan menjadi korban kekerasan rumah tangga, dilansir dari SaFEnet, KBG di Indonesia semakin meningkat dan memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan mental dan emosional korban. Menjadi korban doxing dan penyebaran konten intim tanpa persetujuan menjadi dua aspek yang sering dialami perempuan, terlebih dengan mudahnya akses penyebaran melalui sosial media dan instant messaging seperti WhatsApp atau Telegram. Pemahaman tentang hak atas tubuh dapat memberikan keberanian bagi perempuan untuk melaporkan kekerasan dan mencari bantuan yang mereka butuhkan.
Akses Terbatas ke Informasi Mengenai Menstruasi dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Stigma dan tabu seputar menstruasi masih sangat kuat di Indonesia. Banyak perempuan dan remaja putri yang mengalami diskriminasi dan merasa malu ketika mereka menstruasi. Data UNICEF menunjukkan bahwa satu dari empat anak di Indonesia tidak pernah mendapatkan informasi tentang menstruasi sebelum mereka mendapatkan menstruasi pertama. Mengedukasi masyarakat tentang menstruasi dan pentingnya akses ke produk menstruasi yang aman dan terjangkau adalah langkah penting untuk menghormati hak atas tubuh. Selain itu, banyak perempuan di Indonesia tidak memiliki akses yang memadai ke informasi dan layanan kesehatan reproduksi, termasuk kontrasepsi untuk menunda kehamilan dan perawatan selama kehamilan.
Gerakan Global untuk Hak Atas Tubuh
Di seluruh dunia, perempuan juga menghadapi tantangan serupa dan banyak yang berjuang untuk mengklaim hak atas tubuh mereka. Beberapa poin penting dari gerakan global ini meliputi:
Bodily Autonomy Report dari UNFPA
Menurut laporan UNFPA, hampir setengah dari perempuan di 57 negara berkembang tidak memiliki hak untuk memutuskan apakah mereka akan berhubungan intim, menggunakan kontrasepsi, atau mencari layanan kesehatan. Ini menunjukkan bahwa hak atas tubuh adalah masalah yang sangat mendesak di banyak negara.
Upaya Pemberdayaan Perempuan
Dalam artikel UNFPA dengan judul “We must empower women and girls to claim their bodily autonomy,” Banyak pemimpin dan organisasi internasional menyerukan pemberdayaan perempuan untuk mengklaim hak atas tubuh mereka. Misalnya, di banyak negara, perempuan berjuang melawan praktik berbahaya seperti mutilasi genital perempuan dan pernikahan paksa. Selain itu, UN Women melalui Strategi Utama 2022–2025 berfokus pada penghapusan kekerasan berbasis gender dan peningkatan akses perempuan terhadap pelayanan kesehatan reproduksi dan peluang ekonomi.
Sumber: LSE
Langkah-langkah yang Dapat Dilakukan Perempuan
Selain mengandalkan perubahan kebijakan pemerintah, ada langkah-langkah yang bisa diambil oleh perempuan untuk memperjuangkan hak atas tubuh:
- Mengakses sumber-sumber informasi terpercaya tentang kesehatan reproduksi dan seksual adalah langkah awal yang penting contohnya informasi dari UNFPA, UN Women, situs medis terpercaya, dan artikel dari inisiatif yang mendukung informasi KesPro komprehensif dan non-judgemental seperti Perfect Fit.
- Banyak komunitas dan organisasi di Indonesia yang fokus pada pemberdayaan perempuan dan hak atas tubuh. Bergabung dengan mereka bisa memberikan dukungan dan informasi yang berguna.
- Media sosial adalah alat yang kuat untuk menyuarakan hak-hak tubuh dan mengedukasi masyarakat luas. Berbagi informasi dan pengalaman di platform ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan memicu perubahan sosial.
- Jika menghadapi masalah serius, seperti kekerasan berbasis gender atau masalah kesehatan reproduksi, penting untuk mencari bantuan dari profesional medis atau psikolog untuk pemulihan kesehatan mental.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, perempuan bisa lebih aktif dalam mengklaim dan melindungi hak atas tubuh mereka, meskipun perubahan kebijakan juga tetap penting untuk mendukung upaya ini.
Cek juga video lain dari Perfect Fit mengenai edukasi yang lain soal tubuh perempuan di bawah ini⬇️